Sebuah cerita,
Tentang mereka yang tak henti-hentinya tertawa. Melantunkan duka menjadi sebuah bahagia meski tanpa bahasa.
Sesekali ada luka, sejuta kali ada prasangka. Rasanya belum sempat ku buka sedepa lengan untuk mereka yang sedang tak bersama.
Sebuah cerita,
Tentang waktu yang enggan mengalah. Meski pasrah bukan berarti bersalah.
Apa kabar kalian?
Disini sedang baik. Sebaik pertama kali mendapat kabar dari konsultan/kantor tempat kita bekerja sekarang. Disini, tidak lagi ada kursi kaki 3 yang ujungnya copot, yang bahkan lebih mirip kursi goyang ketimbang kursi duduk normalnya. Pun tak ada meja yang belang bonteng karena plastik atau karton sisa sobekan cutter. Lantainya empuk, kalau stres kita pasti bisa guling-guling bahagia disini. Bukan lagi semen kasar atau tumpukan sisa kawat tugas, yang cuma bikin sakit kepala pundak lutut kaki. Kalau panas, tinggal cek suhu pendingin ruangan dengan sekali lirik lalu ubah. Tidak perlu sibuk dorong jendela yang sudah rentan roboh dan jatuh ke bawah. Tangan juga dijamin bersih dari segala jenis debu dan sarang laba-laba.
Sesekali terdengar suara, biasanya berupa pertanyaan atau diskusi kecil-kecilan. Ya, sudah pasti tentang kerjaan/proyekan. Jarang terdengar keluhan atau bahkan tangisan yang kerap kali kita lakukan secara bergantian. Pun makian. Biasanya secara silih berganti segala macam sumpah serapah ala timur sampai barat, dari kebun binatang sampai kebun neraka terdengar jelas di telinga. Lalu, segera kita akan tertawa.
Dalam tempo singkat, akan ada panggilan demi bala bantuan. ‘Not Responding’, ‘Crash’, atau lupa save adalah satu dari banyaknya alasan untuk saling merepotkan. Tapi apalah arti beban? asal setidaknya kita bisa menenangkan teman.
Ah,ya. Subuh yang selalu tiba tanpa tanda membuat kita semakin menolak lupa. Menolak untuk diperbudak segala macam scale, move, tube, line, dan lain lain. Menolak untuk terus-terusan memandangi layar demi hasil renderan yang ‘dipaksakan’. Menolak lupa bahwa kita manusia, dan yah masih terhitung muda.
Sebuah ingatan akan sebuah permainan. Segala permainan yang pernah kita coba, segala olah rahang pernah kita terka. Dari gosip ‘Tinggi Badan Ucok Baba yang berubah’ , ‘Tanaman singkong yang di cangkok’, hingga ‘malaikat pencabut nyawa’ yang pernah kita sebut dalam banyak tawa.
Ah rasanya, belum banyak yang bisa terkatakan. Tapi mata dan pikiran sibuk mengingat kalian.
Ya lekas ‘pulang’ teman, hati-hati di jalan..
Because, maybe we just need to stay away for a moment to get back home*
.. dan jika waktu mengizinkan kalian bercerita,
Jawab saja pertanyaan tadi dengan 4 kata dalam 1 kalimat ;
Aku baik-baik saja.
*dikutip dari buku life traveler oleh Windy A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar